Jurnal Refleksi Seminar PPG - Filosofi Pendidikan Nasional

 

Nama Mata kuliah: Filosofi Pendidikan Nasional

Review pengalaman belajar

           Berdasarkan pengalaman belajar mata kuliah Filosofi Pendidikan Nasional selama satu semester, banyak ilmu baru yang saya dapatkan dan diantaranya menjawab beberapa keraguan yang saya miliki terkait esensi pengajaran dan pendidikan sebagai seorang guru.

        Secara garis besar, mata kuliah Filosofi Pendidikan Nasional ini memuat pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan yang saat ini dijadikan dasar pendidikan nasional khususnya sebagai salah satu dasar pengimplementasian kurikulum merdeka.

        Proses mempelajari materi-materi pada mata kuliah ini sangat saya nikmati, hal ini tidak terlepas dari peran ibu dosen yang mampu menciptakan lingkungan belajar akademis, memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik yang membuat lingkungan belajar sangat interaktif yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan berani mengemukakan pendapat serta pemikirannya terhadap materi perkuliahan. Dengan hal itu saya pribadi menjadi lebih paham terkait materi yang tengah dipelajari.

Refleksi pengalaman belajar yang dipilih

Pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Nasional ini terdapat satu topik yang paling bermakna bagi diri saya pribadi, yakni topik dua mengenai Dasar-dasar pendidika Ki Hadjar Dewantara. Materi yang syarat akan makna pengajaran dan pendidikan dan merubah perspektif saya dalam melihat peserta didik, diri saya pribadi sebagai calon pendidik dan terhadap cara pengajaran yang selama ini saya laksanakan. Dalam hal itu, ada beberapa pertanyaan yang hendak saya jawab untuk menjelaskan mengapa materi pada topik dua ini menjadi topik yang paling bermakna bagi diri saya, yaitu:

Mengapa topik-topik tersebut penting dipelajari?

    Mengutip sebuah perumpamaan KHD yang memberikan makna mendalam terkait proses pembelajaran, dimana pendidikan diibaratkan sebagai persemaian benih-benih kebudayaan dan masyarakat, peserta didik adalah benihnya dan guru adalah seorang petani yang akan membantu benih-benih tersebut tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Kita ketahui bahwa benih jagung akan tumbuh menjadi pohon yang menghasilkan jagung, benih cabai akan tumbuh menghasilkan cabai, dan benih padi akan tumbuh menjadi padi bukanlah jagung. Salah satu pemikiran KHD ini penting untuk dihayati oleh calon guru agar ia tidak memaksakan tuntutan pendidikan yang akan menyakiti peserta didik. 

        Materi ini mengajarkan bagaimana merubah pola pikir kita sebagai calon guru memandang setiap anak adalah istimewa dengan kodrat alamnya, memandang proses pendidikan yang tidak menyakiti atau memaksa anak menguasai hal yang bukan potensinya, menghayati kembali tujuan kita sebagai calon guru dan mengahayati bagaimana  seharusnya guru menuntun peserta didiknya untuk belajar dengan merdeka sesuai dengan potensi/kodratnya.

Bagaimana saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah tersebut?

        Dalam mempelajari materi-materi pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Nasional ini, kami dibentuk kedalam beberapa kelompok belajar heterogen dan membahas satu materi yang termuat dalam modul perkuliahan, mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas, dan melakukan diskusi aktif dengan teman-teman lainnya. Selain proses pembelajaran yang dilaksanakan secara tatap muka tersebut, kami pun melakukan proses pembelajaran secara daring menggunakan platform LMS dengan alur MERDEKA. Adapun penjelasan dari setiap alurnya adalah sebagai berikut:

Mulai dari diri, pada tahap ini saya menjawab beberapa pertanyaan pemantik yang menuntun saya mengenal pemikiran-pemikiran KHD terkait pendidikan. Sehingga pertanyaan tersebut memunculkan dialog dengan diri saya sendiri dalam memahami makna pengajaran dan pendidikan yang menuntun.

Eksplorasi konsep, pada tahap ini saya mencermati teks bacaan yang disajikan dengan penuh ketelitian. Teks yang disajikan antara lain pemikiran KHD yang membedakan makna dari pedidikan dan pengajaran, dasar-dasar pendidikan yang menuntun, kodrat alam & kodrat zaman, budi pekerti dan sistem among. Selain mencermati teks, saya diberikan kesempatakan untuk bertanya ataupun mengemukakan pendapat saya terkait materi pada fitur your notes and questions. Pada pembelajaran tatap muka, materi ini dikuatkan oleh dosen.

Ruang kolaborasi, pada tahap ini disajikan beberapa pertanyaan pemantik dan kami dibentuk kedalam beberapa kelompok belajar untuk mendiskusikannya. Lalu salah satu kelompok memaparkan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan dtanggapi oleh kelompok-kelompok lainnya. Dalam hal ini saya aktif dalam memberi tanggapan ataupun pertanyaan pada kelompok presentasi.

Demonstrasi kontekstual, pada tahap ini saya mendesain sebuah strategi dalam mewujudkan pemikiran KHD – pendidikan yang berpihak pada murid ke dalam bentuk infografis.

Elaborasi pemahaman, pada tahap ini disajikan beberapa pertanyaan pemantik yang dimana saya berkesempatan bertukar pikiran dengan teman-teman di kelas dan bersama dosen terkait materi perkuliahan yang telah dipelajari bersama.

Koneksi antar materi, pada tahap ini saya membuat kesimpulan disertai dengan penjelasan terkait materi yang telah dipelajari, yakni pemikiran-pemikiran KHD terkait dasar-dasar pendidikan dalam bentuk presentasi infografis.

Aksi nyata, pada tahap ini saya bercerita terkait pengalaman selama proses pembelajaran dan mengemukakan gagasan yang timbul sepanjang proses pembelajaran ini dalam bentuk paragraf.

Analisis artefak pembelajaran

Berikut merupakan beberapa visual artefak pembelajaran yang mendukung hasil refleksi pengalaman belajar topik dua Dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara:

Demontrasi kontekstual. Pada tahap ini saya mendesain sebuah strategi dalam mewujudkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yakni pendidikan yang berpihak pada murid. Pendidikan yang berpihak pada murid merupakan sebuah upaya dalam memanusiakan manusia dan memerdekakan anak. Relevansinya dengan saya calon guru adalah atau pendidik adalah bagaimana saya dapat memfasilitasi anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya, menjadi contoh yang baik agar anak dapat memiliki budi pekerti yang baik, dan pendidik yang dapat mendorong serta memotivasi anak agar terus berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya.



Link: https://drive.google.com/file/d/1rfRqSCe76kxq4Rk725koeD19wGqLbMWg/view?usp=sharing

Koneksi antar materi. Pada tahap ini saya mencoba menyimpulkan mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara terkait dasar oendidikan dan mengaitkan dengan pengalaman saya pribadi sebelum mempelajari materi ini, menceritakan perubahan yang terjadi, dan menjelaskan apa yang dapat segera saya terapkan dalam proses pembelajaran






Link:

https://drive.google.com/file/d/1YkMoO0h2GrkUg8oYmvLsNm4DBWHlZnZK/view?usp=share_link

Pembelajaran bermakna (good practices)

        Setelah melakukan refleksi pada pengalaman belajar mata kuliah Filosofi Pendidikan Nasional, saya lebih menyadari betul banyak pelajaran bermakna dan bermanfaat yang telah saya dapatkan dari perkuliahan ini. Pelajaran yang paling bermakna salah satunya adalah memahami bagaimana cara memandang peserta didik akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya, yang dimana berdampak pada proses pengajaran yang akan saya berikan kepada anak. Dengan materi ini saya akan belajar menjadi pribadi yang tidak berhenti mempelajari ilmu pengetahuan, menerapkan peran guru dalam proses pengajaran, yakni ing ngarsa sing tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani, yang dimana saya akan berusaha memberikan contoh baik yang dapat ditiru anak, menjadi rekan dalam mempelajari ilmu pengetahuan, dan juga sebagai pendorong atau penyemangat bagi anak-anak agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya secara mandiri.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jurnal Refleksi Seminar PPG - Filosofi Pendidikan Nasional"

Posting Komentar